Mantan menteri BUMN getarkan semangat kewirausahaan UAD
“Penguatan Thecnopreneuership untuk mendukung kemaandirian bangsa”
Sabtu 31/12/2011, Pada Sidang Senat Terbuka dengan acara milad Universitas Ahmad Dahlan ke-51 bertempat di ruang Auditorium Kampus 1 UAD, hadir pula DR.Sugiharto. SE.,MBA yang merupakan mantan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beliau hadir untuk memenuhi undangan panitia milad sekaligus mengisi pidato ilmiah di depan komponen masyarakat UAD yang memenuhi undangan.
Pria yang saat ini merupakan komisaris utama PT. Pertamina (Persero), menerangkan tentang karakter dan pendidikan kewirausahaan adalah modal berharga seorang wirausahawan. Pada kesempatan ini, beliau juga berbagi pengalamannya semasa masih menjabat sebagai menteri BUMN. “Saatnya penting berfikir ulang tentang Indonesia saat ini, pada tahun 2012 akan berubah secara dramatis, Indonesia akan bangkit. Salah satu contohnnya adalah bidang olahraga Indonesia (SEA GAMES 2011), bidang ekonomi, bisnis dan manajemen. Indonesia pun menjadi negara yang diperkirakan oleh dunia akan berkembang baik perekonomiannya selain Brasil,China, dan India. Akan tetapi masih ada beberapa maslah yang harus dibenah, kemiskinan masih mendera Indonesia. Kita gerah, Indonesia mengimpor + 7 juta sepeda motor dan 708 ribuan unit mobil setiap tahunnya, akan tetapi Infrastruktur masih saja kalah. Ini banyak terjadi di kota-kota besar”. Tutur Pria yang sangat antusias dalam pengembangan ekonomi islam ini.
Pada suasana yang penuh dengan semangat, ia menuturkan rasa optimis terhadap pengembangan ekonomi syariah. “UAD bisa menjadi sumber pendidikan yang utama dalam pengembangan ekonomi syariah, dan mungkin UAD bisa menambah beberapa jurusan yang lebih mengarah pada pengembangan ekonomi syariah, saya optimis Indonesia dengan jumlah masyarakat muslim terbesar di dunia, akan menjadi pusat ekonomi syariah. Apalagi kita masuk pada 20 besar Negara yang di anggap penting dimata dunia. Saatnya kita tunjukan pada dunia kita yang tebaik, dimulai dari jiwa pendidikan yang bermutu”.