Mahasiswa Harus Menjadi Generasi Sastrawan Muda
FEBUAD-. Zaman yang sekamin berkembang semua informasi dan sebagainya dapat didapatkan dengan mudah karena perkembangan teknologi digital yang sangat cangih, tidak terkecuali banyaknya informasi terbaru yang dapat ditemukan di sosial media dengan begitu mudah dan cepat. Bagi sastrawan kreatif generasi diatas 2000 menangapi sastra koran dan sastra digital.
Sampai saat ini dimasa yang semua berbasis digital sastra koran masih memiliki gengsi maupun pamor tersendiri.
Bincang-bincang Sastra (BBS) yang di selenggarakan oleh Studio Pertunjukan Sastra (SPS) yang bekerjsama dengan Taman Budaya Yogyakarta (TBY) di Gedung Socientet, jalan Sriwedani Yogyakarta, Jumat (26/2/2021).
Kegiatan ini juga dapat menghadirkan Musik Jejak Imaji dan dimeriakan juga kegiatan Baca Puisi oleh Lintang Kumalasari. Pada kegiatan ini yang dihadiri oleh beberapa tokoh sastra salah satunya ada Jayadi Kasto Kastari (Redaktur SKH Kedaulatan Rakyat).
Karya sastra seperti Kompas, Jawa Pos dan sebagainya, diakui karya lebih tinggi dimuat di media cetak dibandingkan dalam media digital. “koran berjatuhan, media baru, media digital bermunculan. Media cetak dan online bagi sastrawan muda dapat menjadi salah satu kesempatan baru untuk mempublikasikan karya-karyannya,” ujar Tia Setiadi. Sebagai seorang penulis muda ataupun memiliki honi menulis karya harus dapat memahami dan mempelajar karakteristik media yang dituju, “Tema aktual dan berkualitas mempunyai peluang besar ubtuk dimuat”, ujar Jayadi Kasto.
Adanya kegiatan ini juga menjadi ajang agar adanya regenerasi sastrawan muda, sebagai seorang mahasiswa tentunya harus adanya jiwa untuk dapat meneruskan karya-karya sastra yang ada, menjadi seorang sastrawan muda tidak harus ada dijurusan sastra semua bisa melakukan dengan kunci, tekun, dengan adanya hobi juga dapat menjadi salah satu generasi yang dapat memiliki peran penting.
Perkembangan zaman tentunya harus seimbang juga, jangan karena berkembangnya zaman, sastra koran menjadi asing dikalangan para pemuda, sebagai para penerus bangsa harus pandai bagaimana dapat meneruskan dan mengembangkan karya-karya yang telah diwariskan para sesepuh terdahulu.